Tanggal :02/12/2022 11.22.00
Penulis : Creative Team
Hatchery
farm merupakan tempat penetasan telur yang menyediakan
fasilitas berupa mesin teknologi yang modern sehingga dapat menghasilkan DOC
yang tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Telur yang berada di hatchery
farm merupakan telur hasil perkawinan induk ayam jantan dan betina yang
dipelihara di breeding farm. Telur tetas (HE) yang dihasilkan oleh
indukan di breeding farm kemudian dipindahkan menuju hatchery
farm untuk kemudian memasuki proses penetasan. Saat telur tetas tiba di hatchery
farm kemudian telur akan diseleksi dan diberi perlakuan fumigasi. Seleksi
telur ini bertujuan untuk memisahkan antara telur yang layak ditetaskan dan
yang tidak. Faktor dalam penyeleksian telur tetas yaitu dilihat dari segi
bentuk, ukuran, warna kerabang, dan keadaan kerabang. Setelah proses
penyeleksian dilakukan fumigasi yang bertujuan untuk membunuh mikroba yang
dapat menurunkan daya tetas telur. Selanjutnya telur tetas disimpan di tempat
yang bernama cooling room.
Penyimpanan
telur sementara di cooling room dikarenakan telur tetas belum mencukupi
kapasitas mesin setter. Selain itu juga untuk menghentikan sementara
proses perkembangan embrio yang ada dalam telur tetas. Telur tetas dapat
disimpan dalam cooling room sampai 4 hari. Jika penyimpanan telur dalam cooling
room lebih dari 4 hari dikhawatirkan dapat menurunkan daya tetas telur. Metode
penyimpanan telur di cooling room menggunakan metode FIFO (first in
first out). Suhu cooling room idealnya pada angka 8-14oC
dengan tingkat kelembapan 75-77% dengan posisi bagian tumpul pada telur berada
diatas. Setelah kuantitas telur bisa memenuhi mesin setter, telur dapat
dimasukkan ke mesin setter.
Mesin
setter merupakan mesin yang memiliki fungsi memberikan kondisi
pengeraman telur tetas yang biasanya dilakukan oleh induk ayam. Durasi telur
dalam mesin setter yaitu berkisar antara 18-19 hari. Pengaturan
temperatur di mesin setter antara 98o-100oF.
Kelembapan udara di mesin setter diatur antara 50-55%. Kelembapan udara
dalam setter salah satunya dapat mempengaruhi weight loss.
Pemutaran telur dalam setter dilakukan setiap 1 jam sekali dengan
kemiringan 45o. Pemutaran telur bertujuan agar seluruh permukaan
telur memperoleh suhu yang merata. Setelah telur keluar dari mesin setter selanjutnya
telur dibawa ke mesin hatcher. Dalam proses ini juga dilakukan seleksi
telur tetas yang fertil dan infertil dengan cara peneropongan (candling).
Saat proses candling telur yang fertil akan berwarna merah gelap dan
telur infertil berwarna merah terang.
Mesin
hatcher hampir sama dengan mesin setter namun pada mesin hatcher
ini telur tidak lagi mengalami pemutaran setiap 1 jam sekali. Temperatur
pada mesin hatcher lebih rendah yaitu berkisar antara 35-37oC.
Telur yang berada dalam mesin hatcher memiliki waktu menetas yang
berbeda-beda sehingga diperlukan penyesuaian dalam mengatur kondisi lingkungan
di dalam mesin hatcher. Setelah telur menetas proses selanjutnya yaitu
mengambil DOC atau yang biasa disebut pull chick. Keterlambatan dalam pull
chick dapat mengakibatkan DOC mengalami dehidrasi sehingga saat
penyeleksian DOC nantinya banyak yang tidak layak. Setelah DOC terambil
selanjutnya dilakukan penyeleksian dan grading. Proses ini bertujuan
untuk memilih DOC yang layak untuk dijual sekaligus menentukan klasifikasi
grade yang sesuai. Setelah itu DOC didistribusikan lagi kepada para peternak. Sebelum
DOC datang peternak perlu menyiapkan peralatan ternak serta pakan dan minum
yang cukup. Pembelian peralatan ternak ayam bisa dilakukan di supplier peralatan ternak ayam
yang memiliki produk berkualitas tinggi dan menawarkan garansi.