Seiring
meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan
masyarakat terhadap ketersediaan pangan salah satunya yaitu peningkatan permintaan
ayam broiler sudah banyak masyarakat yang terjun ke dunia bisnis peternakan
baik menjadi peternak ayam broiler, penjual peralatan ternak ayam broiler,
maupun penyedia bibit DOC (day old chick). Bibit DOC menjadi penting
baik dari segi kualitas maupun kuantitas karena sangat berpengaruh terhadap
jalannya bisnis ternak ayam broiler yang dijalankan. Lalu dari manakah bibit
DOC itu berasal?
Pada
artikel kali ini kita akan membahas ayam parent stock broiler yang nantinya
ayam parent stock ini akan dikawinkan untuk menghasilkan ayam final stock
dengan spesifikasi tertentu. Ayam final stock ini sering kita sebut DOC yang
nantinya dibudidayakan di kandang dalam kurun waktu sekitar 30 sampai 35 hari sampai
masa panen. Ayam parent stock ini biasa disebut ayam pembibit atau breeder yang
memiliki sifat yang sama seperti final stock yaitu pertumbuhannya yang cepat.
Fase
pemeliharaan ayam parent stock broiler secara umum terbagi menjadi 3 periode
yaitu periode starter pada umur 0-4 minggu, periode grower pada umur 4-18
minggu, dan periode breeder pada umur 18 minggu sampai akhirnya ayam tersebut sudah
tidak produktif lagi atau sering disebut afkir. Populasi parent stock broiler
di Indonesia dikendalikan oleh pemerintah dengan cara membatasi umur produksi
ayam parent stock hanya sampai 64 pekan. Usia ayam parent stock lebih dari 64
pekan wajib di afkir. Periode starter dan grower menjadi fase yang perlu
perhatian lebih karena proses pemeliharaan yang terjadi pada fase ini akan
berpengaruh pada telur yang diproduksi. Beberapa tujuan serta sasaran dari fase
pemeliharaan yaitu meminimalisir mortalitas, meningkatkan keseragaman bobot
ayam, dan meningkatkan kesehatan ayam.
Terdapat
beberapa sistem pemeliharaan ayam parent stock yaitu sistem ekstensif, sistem
semi intensif, dan sistem intensif. Setiap sistem pemeliharaan memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Meskipun begitu, apapun sistem
pemeliharaannya sebaiknya peternak menerapkan sistem all in all out yang
artinya hanya ada satu macam umur dalam kandang. Peralatan kandang ayam parent
stock juga harus mendukung. Tempat
pakan maupun tempat
minum ayam antara jantan dan betina perlu dibedakan karena ayam breeder jantan
dan ayam breeder betina memiliki ciri fisik yang berbeda.