Tanggal :09/02/2023 11.10.00
Penulis : Creative Team
Telur
ayam mejadi telur yang paling populer dan banyak dikonsumsi oleh warga
Indonesia dibandingkan dengan telur yang dihasilkan oleh hewan lainnya seperti
telur bebek, telur puyuh, dan telur ikan. Telur ayam mengandung protein hewani yang
mudah dicerna oleh tubuh dan bercita rasa lezat serta bernutrisi tinggi. Penurunan
mutu telur ayam sangat mudah terjadi baik dari segi fisik, kimia, maupun
biologi. Umumnya penyimpanan telur selama 2 minggu di ruangan terbuka rentan
mengalami kerusakan alami seperti telur pecah maupun retak. Selain pecah atau
retaknya telur, keluarnya udara dalam isi telur sehingga derajat keasaman telur
naik dan berdampak terhadap penurunan berat telur serta putih telur menjadi
encer sehingga telur tidak segar seperti semula.
Kerusakan
telur menjadi penyebab utama masuknya mikroba ke dalam telur. Sumber penyakit dapat
masuk ke dalam telur ayam saat proses produksi maupun distribusi. Jika membeli
telur ayam dalam jumlah banyak biasanya penjual akan memberikan egg tray berbahan
karton sekali pakai. Terdapat bahan jenis lainnya dari egg tray yaitu berbahan plastik
yang bisa didapatkan di supplier
peralatan ternak ayam. Saat hendak membeli telur di pasaran hindari
telur yang sudah retak. Walaupun telur tersebut hanya retak sedikit tetapi kita
tidak pernah mengetahui sejak kapan telur tersebut retak dan sudah berapa banyak
bakteri jahat yang masuk ke dalam telur retak tersebut.
Jika
menemukan telur retak dengan bau tak sedap dan warna putihnya sudah berubah
warna maka buang saja. Telur yang sudah retak sekiranya lebih dari 3 jam maka
sebaiknya tidak dikonsumsi dan dipergunakan untuk hal lainnya. Jika retaknya
telur terjadi saat di rumah atau saat perjalanan dari toko ke rumah maka telur
masih bisa dikonsumsi dengan catatan harus segera diolah dan dipastikan telur
tersebut dimasak hingga matang agar bakteri jahat di dalamnya dapat mati.