Penyebab menurunnya produktivitas
ayam layer terdiri dari banyak faktor. Umur ayam layer yang semakin tua berpengaruh
pada produksi telur yang dihasilkannya. Secara umum produksi telur yang paling
baik yaitu pada tahun pertama namun ditemukan juga ayam yang berproduksi cukup
baik selama 2-3 tahun. Penyebab utama turunnya produktivitas ayam layer terbagi
menjadi 2 yaitu faktor infeksius seperti penyakit menular dan faktor non
infeksius seperti defisiensi vitamin, asam amino, mineral, dan lainnya.
Penyebab
penurunan produktivitas ayam layer yang utama yaitu penyakit yang menjangkiti
ayam. Penyakit yang utama yaitu AI (Avian Influenza) dan ND (New Castle
Disease). Tetapi pada beberapa kasus juga dijumpai penyakit ND (New Castle
Disease), IB (Infectious Bronchitis), dan Coryza. Persentase penurunan produktivitas
telur yang diakibatkan oleh penyakit bisa mencapai 20-30%. Kualitas telur juga
menurun, ada yang kerabang telurnya lembek, pucat, dan juga mudah pecah. Jenis penyakit
yang sering menjadi penyebab penurunan produktivitas ayam layer yaitu penyakit
yang disebabkan oleh virus.
Walaupun
pada dasarnya hampir setiap penyakit yang menjangkiti ayam layer pasti akan
menurunkan produktivitasnya, tetapi untuk penyakit yang disebabkan oleh virus
persentasenya jauh lebih tinggi dan signifikansi yang besar. Hal tersebut dikarenakan
ayam stres dan keseimbangan fisiologisnya terganggu termasuk keseimbangan dan
pengaturan fungsi bertelur. Kesalahan dalam mengatur asupan gizi yang
menyebabkan ayam layer mengalami malnutrisi juga menjadi penyebab turunnya
produktivitas ayam layer. Penyakit yang menyerang organ reproduksi ayam juga
harus dihindari jika ingin produktivitas ayam layer tidak menurun.
Produksi
telur dapat mencapai optimal jika konsumsi pakan yang disediakan cukup. Nafsu makan
yang turun akan menghasilkan berat telur ayam yang rendah. Perkembangan saluran
pencernaan dan reproduksi juga berpengaruh disamping pentingnya berat badan
yang tercapai saat memulai produksi telur.
Penyebab
lainnya yaitu kualitas pakan yang jelek. Nutrisi yang kurang atau
tidak seimbang dan mengandung zat racun dapat menyebabkan penurunan produksi
telur. Kadar protein, energi, dan kalsium sangat perlu diperhatikan. Nutrisi dalam pakan
seringkali rusak akibat penanganan dan penyimpanan yang kurang tepat. Selain
itu, jika ayam tidak cukup memperoleh air minum, penurunan produksi juga
terjadi. Masalah
yang sering terjadi adalah tidak tersedianya air minum yang bersih dan segar.
Ayam tanpa air minum hanya selama beberapa jam dapat berhenti bertelur sampai
berminggu-minggu. Pentingnya air minum bagi ayam layer menjadikan peternak
perlu teliti dalam membeli tempat minum ayam karena terdapat banyak sekali penjual tempat minum ayam.
Kebutuhan vitamin D
perlu tercukupi agar penyerapan kalsium dan fosfor berlangsung baik. Kurangnya
lama penyinaran tidak akan merangsang hormon reproduksi agar ayam mulai
bertelur. Ventilasi yang jelek akan meningkatkan kadar amonia. Kandang yang terlalu
padat serta umur ayam yang semakin tua juga mempengaruhi produksi telur. Pada
beberapa kasus ditemukan juga produksi telur ayam turun secara mendadak. Hal ini
dapat disebabkan karena stres yang dialami ayam. Stres tersebut dapat
disebabkan karena perlakuan potong paruh (debeaking), rontok balu
tahunan (annual molting), pergantian pakan, dan vaksinasi.